Untuk mengimplementasikan tutorial ini, anda dianggap sudah memahami cara dasar untuk partisi hardisk pada linux, paham mounting device, dll
Serta Penulis tdk bertanggungjawab akan segala kemungkinan kesalahan yg akan terjadi ketika anda mengimplementasikan tutorial ini. Just like debian, this tutorial is ABSOLUTELY NO WARRANTY
Saat pertama kali melakukan instalasi linux, kita biasanya bingung dalam melakukan alokasi partisi, kemudian kita berusaha utk melakukan proses kira2, misalnya :
1. Partisi root yaitu “/” = 1 GB
2. Partisi “/usr” = 3 GB -> karena akan berisi program2
3. Partisi “/var” = 2 GB -> hanya berisi log file dan file2 dinamis lainnya
4. Partisi “/home” = 5 GB -> utk menyimpan data2 user
Permasalahan pertama yg bisa timbul adalah pada saat kita sudah menginstall banyak program, maka ternyata partisi “/usr” menjadi penuh (mis : 98% used), sedangkan partisi “/root” dan “/var” ternyata tdk banyak terisi (mis : 20 % used), maka kita ingin me-resize partisi “/root” dan “/var” menjadi lebih kecil, dan kemudian mengalokasikan free space-nya pada “/usr”.
Permasalahan kedua yg akan timbul adalah ketika data user menjadi sangat banyak, maka kita akan menambah dengan hardisk baru, dan kita ingin hardisk baru ini langsung dikenali dibawah partisi “/home” dan tidak membuat mount point baru lagi.
Konsep LVM (Logical Volume Manager) ini memungkinkan kita utk memanfaatkan alokasi space pada hardisk (baik single disk, maupun multiple disk) dengan lebih fleksibel.
Anatomi LVM
Anatomi LVM
PV / Physical Volume : partisi fisik yg di-inisialisasi sebagai LVM
VG / Volume Group : volume group pada LVM, pada gambar diatas kapasitas VG = kapasitas hda1 + kapasitas hdc1
LV / Logical Volume : partisi yg ditangani oleh LVM, partisi ini bisa diubah-ubah secara dinamis, tanpa harus mengubah partisi secara fisik.
Selasa, 22 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar